Kontes Robot Indonesia 2019 Regional 3 yang telah selesai dihelat di Auditorium GrahaWidyatama menyisakan beberapa cerita , khususnya bagi mahasiswa teknik industri Unsoed. Unsoed yang walaupun baru kali pertama menjadi tuan rumah dalam event resmi Kementerian Ristekdikti seperti ini dianggap telah sukses dan acara berlangsung cukup meriah. Acara ini juga baru pertama kali digelar di karesidenan Banyumas. Kontes ini diikuti 33 perguruan tinggi dari area Jawa bagian barat dan tengah, Kalimantan bagian timur dan selatan.
Suksesnya acara tersebut menyisakan beberapa kisah , terkhusus untuk mahasiswa teknik industri Unsoed. Beberapa mahasiswa teknik industri terlibat dan berperan aktif menjadi Liason Officer (LO) dalam acara tersebut. Sebut saja , Ahmad Fauzi , mahasiswa teknik industri angkatan 2015 , yang menjadi LO untuk tim dari Universitas Semarang memiliki cerita sendiri. Bagaimana tidak , tim USEROS yang ditanganinya , dari Universitas Semarang yang berlaga di divisi Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) beroda , sukses keluar menjadi Juara 1 mengalahkan Mobo Evo dari Universitas Negeri Yogyakarta di babak final.
Lain lagi cerita dari Febri Maulana , mahasiswa teknik industri 2016 , yang bertugas menjadi salah satu cameraman di divisi Kontes Robot Abu Robocon Indonesia (KRAI) , hingga meninggalkan nasi kotak makan siangnya yang baru dibuka dan dipegangnya , walaupun belum satu suap pun yang dimakannya. Pada sesi perempat final KRAI yang pada siang hari setelah jam istirahat , saat akan dimulai , cameraman yang bertugas tampak tidak berada di posisi sehingga koordinator divisi meminta para cameraman untuk segera standby di posisi masing-masing. Demi memenuhi tuntutan tugas , Febri dengan sigap segera berlari menuju posisi nya , dan terpaksa meninggalkan nasi kotaknya yang siap dilahapnya siang itu. Berbeda dengan Febri , Afrizal yang juga bertugas sebagai cameraman di divisi KRSBI Humanoid dapat menyelesaikan tugasnya lebih cepat. Hal ini karena KRSBI Humanoid adalah divisi yang tercepat dan paling pertama dalam menyelesaikan seluruh rangkaian lomba hingga final.
Cerita lain dari divisi Kontes Robot Pemadam Api , proses registrasi ulang peserta di divisi ini ditangani oleh beberapa mahasiswa teknik industri , seperti : Nidya Pangestika , Istiani Dadi , dll. Suara jernih dan lantang dari Nidya terdengar di sepanjang jalannya lomba KRPAI karena ia ditugaskan untuk memanggil seluruh tim yang akan berlaga di arena KRPAI. Suara panggilan dari Nidya yang bercampur aduk dengan suara komentator pertanding , suara pembawa acara , dan sorak sorai serta teriakan dari supporter yang dibawa tim masing-masing masih dapat terdengar dengan jelas.
Peluh keringat hasil kerja keras para mahasiswa yang bertugas sebagai LO mendapat appresiasi yang sewajarnya dari panitia dalam bentuk honor yang langsung mereka terima seusai acara. Namun lebih dari itu , pengalaman sebagai LO yang telah ikut mensukseskan event yang tidak setiap tahun diadakan atau bahkan dalam 5 tahun kedepan diadakan kembali , tentu menimbulkan rasa bangga tersendiri yang tidak dapat tergantikan.