Pada akhir tahun 2019 , masyarakat dunia dikejutkan dengan kemunculan sebuah varian virus yang berevolusi dari varian lama , yang secara luas diberi nama covid-19 (corona virus desease 2019).  Pada awal penyebarannya , virus tersebut hanya berada di wilayah China bagian selatan , dengan kota Wuhan sebagai episentrumnya. Namun ternyata di awal tahun 2020 , virus tersebut sesuai dengan prediksi sebelumnya , menyebar ke seluruh penjuru bumi , termasuk Indonesia. Pemerintah kita yang awalnya tidak memprediksi dan bahkan tidak mempersiapkan diri dengan kemungkinan merebaknya virus tersebut di Indonesia , segera mengambil kebijakan dan langkah taktis untuk mengantisipasinya. Berbagai kebijakan yang peraturan presiden , peraturan menteri hingga ke level pemerintahan dibawahnya merespons hal tersebut dengan mengeluarkan peraturan dan surat edaran. Tidak terkecuali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dunia pendidikan langsung bertindak cepat untuk mengikuti peraturan pemerintah dan kementerian terkait. Kebijakan taktis langsung diterapkan. Dunia pendidikan disemua jenjangnya ,mulai dari TK , SD , SMP ,SMA dan Universitas segera menanggapi dan melaksanakan peraturan tersebut. Di pendidikan tinggi dan kampus ,  diawali dari Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada yang tidak lama setelah muncul peraturan pemerintah dan kementerian , langsung mengeluarkan surat edaran dan keputusan untuk memulangkan seluruh mahasiswanya , yang diikuti dengan kebijakan Study from Home untuk mahasiswa dan Work from Home untuk  semua tenaga pendidikan dan dosen.

Unsoed sendiri pun menerapkan langkah yang sama. Surat edaran dan keputusan rektor Unsoed di pertengahan bulan maret 2020 memutuskan untuk memulangkan seluruh mahasiwa dan menerapkan kebijakan study from home dan work from home. Kegiatan akademik konvesional seluruhnya perlahan tapi pasti dirubah menjadi berbasis online , mulai kegiatan belajar mengajar secara  tatap muka di kelas , praktikum , kuliah kerja nyata , bimbingan kerja praktek dan tugas akhir , seminar proposal dan akhir dari tugas akhir , dan lain sebagainya. Di awal implementasi study from home tentu dengan banyak kendala dan masalah. Seiring berjalannya waktu , satu demi satu kendala dan masalah tersebut dapat ditangani dan diselesaikan.

Untuk kegiatan belajar mengajar secara tatap muka diganti dengan perkuliahan online dengan berbagai opsi seperti Google Meet yang mempertemukan dosen dan mahasiswa secara online dengan model conference , e-learning yang mana mahasiswa disediakan seluruh resources pembelajaran mulai dari soft file buku ajar , materi , rps pembelajaran , vide0-video terkait materi , ppt dengan suara penjelasan , video conference seperti google meet , hingga tugas , kuis serta ujian UTS dan UAS pun tersedia di e-learning , atapun dengan Google Classroom yang mana cukup mudah , sederhana dan fleksibel untuk seluruh kegiatan tersebut diatas.

Ketika masalah teknis terkait perkuliah tatap muka dapat diselesaikan dengan berbagai opsi pilihan diatas. Masalah berikutnya yang muncul adalah terkait kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum yang praktisnya adalah kegiatan fisik secara langsung yang lazimnya diadakan di lab , bengkel , studio , dll dengan menggunakan seluran alat dan sarana praktikum yang ada di lab. Kegiatan tersebut menemui kendala yang cukup signifikan karena mahasiwa tidak diperkenankan ke lab yang ada di kampus. Berbagai langkah dan solusi mulai dicari , salah satunya adalah dengan membuat SOP pelaksanaan praktikum tanpa harus datang ke lab dan tanpa menggunakan peralatan praktikum yang ada di lab. SOP dibuat dengan beberapa pertimbangan dan penyesuaian-penyesuain dengan harapan mahasiswa tetap dapat substansi ilmu dan pengalaman dari sebuah kegiatan praktikum walaupun kegiatan tersebut dilakukan dirumah masing-masing.

Sebagai contoh adalah kegiatan praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja di jurusan teknik industri Unsoed. Praktikum ini membutuhkan peralatan seperti sepeda statis , treadmill , alat ukur antropometri , pulse oxymeter , barbel , stopwatch , dan lain sebagainya yang terdapat di lab teknik industri. Dengan ada SOP penyesuaian , praktikum ini pun akhirnya dilakukan oleh mahasiwa di rumah mereka masing-masing dengan sedikit metode pelaksanaannya dan dengan menggunakan peralatan yang dapat ditemukan di sekitar rumah. Misalnya modul 1 , lari menggunakan treadmill yang diganti dengan lari ditempat di rumah masing-masing. Modul 2 , angkat beban berupa barbel diganti menggunakan box yang diisi barang sesuai dengan bobot barbel yang ditentukan , pulse oxymeter menggunakan aplikasi yang serupa di smartphone , Cone diganti menggunakan kertas dilipat berbentuk corong , dan lain sebagainya. Walaupun terdapat berbagai kekurangan dan kendala , namun akhirnya praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja dapat terlaksana hingga selesai dirumah mahasiswa masing-masing dengan pengawasan secara reguler melalui media online dari paraa asisten lab. Show must go on.

×

Monggo

Jika ada yang ingin ditanyakan silakan WA ke nomor admin

× Ada yang bisa kami bantu ?