Program Bangkit—pengembangan kompetensi mahasiswa untuk berkarir di dunia teknologi yang didesain melalui kemitraan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan mitra perguruan tinggi tahun ini ditawarkan melalui Kampus Merdeka untuk 3000 mahasiswa. Taufan Muhammad, salah satu mahasiswa teknik industri berhasil mengikuti program tersebut hingga lulus. Dalam program tersebut, Taufan bersama timnya yang terdiri dari beberapa mahasiswa lintas kampus dan lintas disiplin yang menamakan dirinya sebagai Tim 20:30 , mengembangkan sebuah aplikasi pendeteksi Ilegal Logging berdasarkan suara , yang diberi nama Guinefa.
Guifena merupakan nama dari sistem anti illegal-logging. Sistem ini terdiri dari 2 aplikasi Android yang diberi nama Guifena dan Guifena Transmitter. Aplikasi Guifena merupakan aplikasi yang ditujukan untuk penjaga hutan. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, penjaga hutan mampu menerima peringatan terjadinya illegal-logging secara real-time dan bisa mengambil tindakan secepatnya. Sedangkan aplikasi Guifena Transmitter akan digunakan sebagai sensor audio yang akan dipasang di pohon dan akan “mendengarkan” hutan 24/7. Audio akan dikirim ke Google Cloud untuk kemudian diproses dengan algoritma machine learning. Guifena Transmitter akan mengirimkan audio kepada sebuah layanan Google Cloud yaitu Compute Engine. Didalam Compute Engine, audio tersebut diolah menggunakan Tensorflow. Jika mesin memutuskan bahwa audio yang dikirim termasuk dalam illegal logging, maka server akan mengirimkan notifikasi kepada aplikasi Guifena melalui layanan Firebase Cloud Messaging sehingga penjaga hutan dapat mengetahui langsung saat itu juga.
Dalam program tersebut , Taufan juga berhasil lulus dengan mendapatkan nilai 92 atau A , dengan total 20 SKS persamaan MBKM. Aplikasi Guinefa tersebut yang sudah dikembangkannya tersebut sekaligus menjadi project dari Kerja Prakteknya. Taufan mengatakan bahwa banyak sekali hal positif yang didapatkan dari mengikuti Program MBKM khususnya program Bangkit ini. Yang utamanya adalah menyalurkan bakatnya lebih jauh terkait coding dan programming. Selain itu tidak perlu ikut UTS dan UAS. Mendapatkan teman baru dengan passion yang serupa dari berbagai kampus di Indonesia dan lintas jurusan , tidak hanya engineering merupakan sebuah pengalaman yang tak bisa tergantikan. Taufan juga menyampaikan pengalamannya tersebut ke adik adik juniornya untuk memotivasi mereka mengikuti program MBKM atau program-program yang serupa. (HA)