Purbalingga, 29 Oktober 2025 – Di tengah lanskap industri yang menuntut inovasi berkelanjutan, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) sukses menggelar Kuliah Tamu Teknik Industri. Acara yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada hari Rabu, 29 Oktober 2025, ini mengusung tema "INNOVATE TO BUILD: Applying Design Thinking in Real-World Product Development". Kegiatan akademis ini dirancang khusus sebagai bagian integral dari Mata Kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk, dengan tujuan utama menjembatani teori di ruang kelas dengan praktik nyata di dunia industri. Kuliah tamu yang dibuka pukul 09.15 WIB menghadirkan seorang praktisi ahli, Apt. Josephine Anggita Damanik, S.Farm., MBA Beliau saat ini menjabat sebagai Project Coordinator di HUME design consultancy dan memiliki pengalaman luas dalam implementasi design thinking di berbagai sektor. Kehadiran narasumber dari konsultan desain ternama ini memberikan kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk membedah bagaimana sebuah ide produk tidak hanya harus keren secara konsep, tetapi yang lebih penting, harus benar-benar menjawab kebutuhan dan memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
Dalam sesi pemaparan materi yang interaktif, Apt. Josephine Anggita Damanik langsung mengajak mahasiswa untuk melakukan refleksi kritis terhadap produk-produk di sekitar mereka. Melalui pertanyaan pemicu seperti "Kapan terakhir kali kamu menggunakan produk yang bikin frustrasi?" atau "Aplikasi apa yang paling sering kamu pakai dan apa yang membuatnya nyaman?", narasumber berhasil membangun kesadaran peserta akan pentingnya fokus pada pengguna. Beliau menegaskan bahwa inti dari design thinking adalah sebuah metodologi yang berpusat pada manusia (human-centered) untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Mengutip Roger Martin, beliau menyampaikan, “Design thinking is not just about making things look good; it’s about making things work beautifully for people”. Josephine kemudian membedah lima tahapan utama dalam design thinking secara mendalam: Empathize (memahami pengguna melalui interview atau observasi), Define (mendefinisikan masalah inti pengguna, seperti adanya repetitive action yang membosankan), Ideate (brainstorming solusi kreatif, misalnya mengkonsolidasikan pekerjaan berulang dalam satu dashboard), Prototype (membuat purwarupa solusi), dan Test (menguji solusi kembali ke pengguna untuk mendapatkan masukan). Beliau menekankan bahwa proses ini bersifat iteratif dan tidak selalu linear, yang memungkinkan adanya perbaikan berkelanjutan.
Lebih jauh, narasumber memberikan berbagai studi kasus nyata (real-world case study) dari pengalamannya di berbagai industri, yang membuktikan fleksibilitas penerapan design thinking. Dalam industri farmasi, misalnya, design thinking digunakan untuk mengembangkan obat yang tidak hanya efektif, tetapi juga membuat pengguna akhir merasa nyaman dan percaya (trust) untuk menggunakannya. Di industri kosmetik, seperti kesuksesan Wardah yang disinggung dalam notulensi, design thinking krusial dalam menyasar segmen pasar yang spesifik (pasar halal) yang berawal dari keresahan pengguna. Studi kasus juga mencakup pengembangan produk FMCG (penambahan varian fragrance berdasarkan tren), pengembangan aplikasi IT (fokus pada user experience), strategi kampanye pemasaran, hingga penyelenggaraan acara (event) yang menitikberatkan pada aksesibilitas. Josephine menegaskan bahwa dampak penerapan design thinking di perusahaan sangat signifikan, tidak hanya pada peningkatan branding dan jumlah transaksi harian, seperti pada keunggulan mobile banking BCA, tetapi juga pada proyeksi masa depan perusahaan, seperti pengembangan mobil listrik atau proyek futuristik lainnya
Kuliah tamu yang ditutup pada pukul 11.14 WIB ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang sangat antusias, menunjukkan kedalaman materi dan relevansinya bagi mahasiswa. Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Josephine sebagai kesimpulan adalah bahwa inti dari design thinking dan kunci keberhasilan di dunia kerja adalah landasan "tujuan yang baik" (good purpose). Menurutnya, dengan memiliki tujuan yang jelas dan baik, seseorang atau organisasi akan mampu terus beradaptasi, menerima masukan, dan melakukan perbaikan berkelanjutan (improve). Kemampuan inilah yang pada akhirnya akan memampukan para calon insinyur teknik industri ini untuk menjadi solusi atas setiap masalah yang muncul, baik di lingkungan korporasi, birokrasi, maupun dunia pendidikan. Penyelenggaraan kuliah tamu ini sekali lagi membuktikan komitmen Prodi Teknik Industri Unsoed untuk memberikan pendidikan yang holistik, mengawinkan kekuatan analisis teknis dengan kepekaan empati manusia untuk menciptakan inovasi yang berdampak.